CATATAN BELAJAR HUKUM NEWTON

Ilmu tentang gerak yang memperhitungkan penyebab benda bergerak dan pengaruhnya terhadap gerak benda (sistem) disebut dinamika. Seperti yang telah dijelaskan pada materi tentang gerak bahwa penyebab benda dapat bergerak dari keadaan diam adalah gaya. Menentukan bagaimana gaya-gaya dari lingkungan ini mempengaruhi keadaan gerak benda berkaitan dengan mekanika klasik. Mekanika klasik atau disebut juga mekanika Newton (Hukum Gerak) berisi teori tentang gerak yang didasarkan pada penyebab benda bergerak, yaitu gaya.

Konsep yang berkaitan erat dengan Hukum-hukum Newton adalah gaya, massa, dan percepatan. Hukum Newton tentang gerak terdiri dari tiga bagian, yaitu Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton.

 

1. Konsep Massa

Massa merupakan ukuran kemalasan (kelembaman/inersia) benda untuk mengubah keadaan geraknya karena pengaruh gaya. Massa termasuk dalam besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai. Kelembaman (inersia) adalah kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan gerak awalnya. Jika awalnya diam maka benda akan cenderung untuk tetap diam. Begitu juga sebaliknya, jika awalnya bergerak maka benda cenderung akan tetap bergerak.

          Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Sedangkan dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram (g). Hubungan 1 kg dengan 1 g adalah sebagai berikut:

1 kg = 1000 g = 103 g

 

2. Konsep Berat

Konsep berat berkaitan dengan massa. Besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada benda bermassa m di dekat permukaan Bumi disebut berat. Berbeda dengan massa, berat bukan merupakan sifat khas dari benda. Nilai dari berat bergantung pada lokasi dimana benda tersebut berada. Suatu benda akan memiliki berat yang berbeda antara di permukaan Bumi dan di permukaan Bulan karena percepatan gravitasi Bulan adalah 1/6 dari percepatan gravitasi Bumi. Sedangkan nilai massa adalah tetap, baik ketika di permukaan Bumi maupun ketika di permukaan Bulan. Berat dirumuskan sebagai berikut:

w = m.g

Keterangan:

w = berat (N)

m = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2) 

Bentuk lain dari persamaan di atas, untuk mencari massa (m) jika berat (w) dan percepatan gravitasi (g) diketahui adalah sebagai berikut:

Catatan Belajar Hukum Newton

Besar percepatan gravitasi (g) Bumi adalah 9,8 m/s2, biasanya untuk mempermudah perhitungan nilai g ini digenapkan menjadi 10 m/s2. Umumnya berat disebut dengan gaya berat. 

 

3. Hukum I Newton

Bunyi Hukum I Newton, yaitu:

“Jika tidak ada gaya luar (eksternal) yang bekerja pada sebuah benda, maka keadaan gerak benda akan tetap seperti keadaan awalnya (semula diam akan tetap diam atau semula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan)”

Gaya eksternal atau gaya luar yang dimaksud adalah gaya yang berasal dari interaksi antara benda dengan lingkungannya. Dengan kata lain, sebuah benda yang keadaan awalnya diam akan tetap diam jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Begitu juga untuk benda yang semula sedang bergerak, benda akan terus bergerak. Selama tidak ada gaya dari luar yang tiba-tiba bekerja pada benda tersebut, maka kecepatan gerak bendanya tidak akan berkurang atau bertambah. Adapun persamaan Hukum I Newton dirumuskan sebagai berikut: 

ΣF = 0

Keterangan:

ΣF = reslutan gaya eksternal/luar (N)

dengan Σ (dibaca: sigma) merupakan simbol resultan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika nilai/besar resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah nol, maka benda tetap pada keadaan gerak awalnya. Jika semula diam, maka benda tidak akan bergerak atau tetap diam. Begitu juga sebaliknya, jika benda semula bergerak maka akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan/tetap.

Sebagai contoh, teko dan cangkir yang keadaan awalnya tidak bergerak/diam dan berada di atas sebuah meja akan tetap diam selama tidak ada gangguan dari lingkungan terhadap teko dan cangkir tersebut (teko dan gelas yang diam disebut sistem). 


Catatan Belajar Hukum Newton
Gambar 1 Teko dan cangkir di atas meja keadaan awal diam akan cenderung tetap diam/tidak bergerak


Beberapa contoh hukum I Newton yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:

1.   Menarik selembar kertas di bawah buku tebal dengan sangat cepat atau menarik taplak meja di bawah beberapa piring dan gelas dengan sangat cepat.

2.   Terdorong ke depan ketika sepeda motor yang sedang bergerak tiba-tiba mengerem, begitu juga sebaliknya akan terdorong/tersentak ke belakang ketika sepeda motor yang semula diam tiba-tiba bergerak.

3.   Telur matang dapat berputar sementara telur mentah tidak, hal ini dikarenakan cairan pada telur mentah cenderung untuk tetap diam mempertahankan keadaannya (kelembaman/inersia).

4.  Apel yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan pisau tajam di bawahnya. Karena apel yang sedang bergerak akan cenderung tetap bergerak maka apel akan terbelah ketika melewati pisau tajam tersebut.


4. Hukum II Newton

Bunyi Hukum II Newton:

“Percepatan yang dihasilkan oleh suatu gaya eksternal pada suatu benda, berbanding lurus (sebanding) dengan resultan gaya eksternal tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda”

Arti dari berbanding lurus (sebanding) pada bunyi Hukum II Newton di atas adalah semakin besar gaya eksternal (ΣF), maka semakin besar percepatan benda. Begitu juga sebaliknya, jika gaya eksternalnya (ΣF) kecil maka percepatan benda juga kecil.

Sedangkan maksud dari berbanding terbalik adalah semakin besar massa benda, maka semakin kecil percepatan benda. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil massa benda maka percepatan semakin besar. Sebagai contoh, ketika mendorong meja dan kursi akan lebih cepat mendorong kursi yang massanya jauh lebih kecil dari meja. Dengan kata lain, percepatan pada kursi lebih besar dibandingkan percepatan meja.


Catatan Belajar Hukum Newton
Gambar 2 Percepaan benda berbanding terbalik dengan massa benda

            Bentuk persamaan Hukum II Newton jika dirumuskan sebagai berikut:

rumus hukum II Newton atau percepatan

Keterangan:

a     = percepatan benda (m/s2)

ΣF   = resultan gaya eksternal/luar (N)

m    = massa benda (kg)

Bentuk lain dari persamaan kelajuan, untuk mencari massa (m) jika gaya (ΣF) dan percepatan (a) benda diketahui adalah sebagai berikut:

rumus mencari massa dari konsep percepatan pada hukum II Newton


Sedangkan untuk mencari resultan gaya eksternal (ΣF) jika massa (m) dan percepatan (a) benda diketahui adalah sebagai berikut:

ΣF = m.a

 

5. Hukum III Newton

Bunyi Hukum III Newton:

“Jika dua benda berinteraksi, gaya (FAB) yang dikerjakan oleh benda A pada benda B adalah sama besar dengan gaya (FBA) yang dikerjakan benda oleh benda B pada benda A, tetapi arahnya berlawanan”

Dengan kata lain, besar gaya reaksi sama dengan gaya aksi namun arahnya berlawanan dari gaya aksi.

Gaya aksi = - Gaya reaksi

Jika ditulis dalam bentuk persamaan, maka persamaan Hukum III Newton adalah sebagai berikut:

Faksi = - Freaksi

Perhatikan Gambar 3 dibawah ini untunk memahami bentuk dari pasangan gaya aksi-reaksi.

Catatan Belajar Hukum Newton
Gambar 3 Pasangan gaya aksi-reaksi


Berdasarkan Gambar 3 di atas, pasangan gaya aksi-reaksi untuk teko di atas meja adalah gaya normal (N) yang diberikan oleh meja pada teko (gaya aksi), sedangkan gaya reaksinya adalah gaya yang diberikan oleh meja pada teko yang ditandai dengan N’.

Pasangan gaya aksi-reaksi lainnya pada Gambar 3 di atas adalah, gaya yang dikerjakan oleh Bumi pada meja (w), sedangkan gaya reaksinya adalah gaya yang dikerjakan oleh meja pada Bumi yang ditandai dengan w’.

Perlu diketahui bahwa N dan w, N dan w’, w’ dan N’, serta N’ dan w adalah bukan pasangan gaya aksi-reaksi.


6. Contoh Soal Pasangan Gaya Aksi-Reaksi

Sebuah teko berada di atas meja seperti pada Gambar 4. Sebutkan mana sajakah yang merupakan pasangan gaya aksi-reaksi!

Catatan Belajar Hukum Newton
Gambar 4 Soal pasangan gaya aksi-reaksi


7. Jawaban Soal Pasangan Gaya Aksi-Reaksi

Yang merupakan pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut:

    

1.     wteko dan w’teko

2.     wmeja dan w’meja

3.     N dan N’

    Sekian penjelasan ringkas tentang Hukum-hukum Newton tentang gerak. Semoga dapat bermanfaat (و •̀ ᴗ•́ )و

Catatan Belajar Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

 

1. Perbedaan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus dibedakan menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus yang kecepatannya konstan atau tetap selama benda tersebut bergerak. Pada GLB, kecepatan gerak benda tidak mengalami perubahan kecepatan selama bergerak. Sebagai contoh, mobil bergerak dengan kecepatan 80 km/jam selama 5 detik. Artinya, dimulai dari detik ke-1 hingga detik ke-5 kecepatan sepeda motor adalah 80 km/jam tidak kurang dan tidak lebih.


Catatan Belajar Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gambar 1 Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 80 km/jam selama 5 detik (GLB)

Sedangkan, gerak lurus berubah beraturan terjadi ketika kecepatan gerak benda tidak konstan atau berubah. Hal ini dapat terjadi ketika benda mengalami percepatan (dipercepat) atau perlambatan (diperlambat). Sebagai contoh gerak yang dipercepat, ketika mengendarai mobil kemudian memutar gas maka mobil akan bergerak lebih cepat. Sedangkan untuk contoh dari gerak yang diperlambat adalah ketika mengerem mobil.

 

2. Ticker Timer

Pengamatan sederhana untuk mengetahui karakteristik gerak benda yang bergerak secara GLB atau GLBB dapat diamati dengan melakukan percobaan sederhana dengan menggunakan ticker timer. Karakteristik gerak benda ini dapat dianalisis dari hasil ketukan pita ticker timer. Adapun hasil ketukan pada pita ticker timer untuk GLB dan GLBB dipercepat dan diperlambat adalah sebagai berikut:


Catatan Belajar Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gambar 2 Titik-titik ketukan pada pita ticker timer untuk gerak 1.GLB; 2.GLBB: dipercepat; 3.GLBB: diperlambat


Berdasarkan Gambar 2.1 GLB di atas, dapat diketahui bahwa titik pada pita yang memiliki jarak atau kerapatan yang sama menunjukkan bahwa benda bergerak lurus beraturan (GLB). Karena benda tidak mengalami perubahan kecepatan selama benda bergerak atau kecepatannya tetap (konstan). Misalkan benda bergerak selama 10 detik dengan kecepatan 2 m/s artinya tiap detik dari awal bergerak hingga 10 detik berikutnya, benda bergerak dengan kecepatan yang sama, yaitu 2 m/s.  

Pada Gambar 2.2 GLBB dipercepat, dapat diketahui bahwa semakin jauh atau renggang jarak titik-titik pada pita ticker timer maka semakin cepat benda bergerak. Sedangkan pada Gambar 2.3 GLBB diperlambat, menunjukkan bahwa semakin rapat atau dekat titik-titik yang tercetak pada pita ticker timer maka semakin lambat benda bergerak.

 

3. Grafik GLB dan GLBB (dipercepat dan diperlambat)

Selain menggunakan ticker timer, kecenderungan gerak GLB dan GLBB dapat diamati melalui grafik hubungan jarak terhadap waktu (s-t), kecepatan terhadap waktu (v-t), dan percepatan terhadap waktu (a-t). Adapun ketiga grafik hubungan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3 di bawah ini.


Catatan Belajar Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gambar 3 Grafik hubungan s-t, grafik hubungan v-t, dan grafik hubungan a-t

Penjelasan Grafik GLB

Berdasarkan Gambar 3 di atas, grafik hubungan jarak terhadap waktu (s-t) untuk GLB garisnya (panah merah) terus meningkat ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa jarak yang ditempuh benda yang sedang bergerak tersebut bertambah dengan pertambahan jarak yang sama tiap detiknya karena kecepatannya konstan/tetap. 

Sementara itu grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk GLB, garisnya (panah merah) lurus mendatar searah ke sumbu-x positif tiap waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda tiap detiknya konstan/tetap atau tidak berubah. 

Adapun untuk grafik hubungan percepatan terhadap waktunya (a-t) untuk GLB, garisnya (garis merah) berada tepat pada sumbu-x positif atau garis waktu (t). hal ini menunjukkan bahwa percepatan benda adalah nol atau tidak ada perubahan kecepatan.


Penjelasan Grafik GLBB dipercepat

Grafik hubungan jarak terhadap waktu (s-t) untuk GLBB dipercepat memiliki bentuk parabola terbuka ke atas (garis hijau). Grafik tersebut menunjukkan bahwa pertambahan jaraknya atau perpindahan posisinya semakin besar karena benda bergerak lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan sebelumnya

Sementara itu grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk GLBB dipercepat, garisnya (panah hijau) terus meningkat ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan kecepatan benda yang semakin bertambah. Ingatlah ketika memutar gas pada sepeda motor, tangan bergerak ke atas mirip dengan grafik dipercepat ini.

Adapun untuk grafik hubungan percepatan terhadap waktunya (a-t) untuk GLBB dipercepat, garis (panah hijau) lurus mendatar berada di atas sumbu-x positif atau sumbu waktu (t). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan kecepatan benda yang dialami benda bernilai positif atau benda mengalami percepatan.

 

Penjelasan Grafik GLBB diperlambat

Grafik hubungan jarak terhadap waktu (s-t) untuk GLBB diperlambat memiliki bentuk parabola terbuka ke bawah (garis biru). Grafik tersebut menunjukkan bahwa pertambahan jaraknya atau perpindahan posisinya semakin kecil karena benda bergerak lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan sebelumnya.

Sementara itu grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk GLBB dipercepat, garisnya (panah biru) terus menurun ke sumbu waktu (t) atau sumbu-x positif. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan kecepatan benda yang semakin berkurang. Ingatlah ketika memutar rem pada sepeda motor, tangan bergerak ke bawah mirip dengan grafik diperlambat ini.

Adapun untuk grafik hubungan percepatan terhadap waktunya (a-t) untuk GLBB diperlambat, garis (panah biru) berada di bawah sumbu waktu (t) atau sumbu-x positif. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan kecepatan benda yang dialami benda bernilai negatif atau benda mengalami perlambatan.


4. Contoh Soal Grafik Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (Grafik Hubungan v-t)

Perhatikan grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (grafik v-t) di bawah ini!

Catatan Belajar Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gambar 4 Soal grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (grafik v-t)


  1. Gerak benda yang ditunjukkan oleh A – B, B – C, C – D, dan D – E berturut-turut adalah….
  2. Kecepatan gerak benda pada saat 1 sekon adalah....
  3. Kecepatan benda pada saat 3 sekon adalah....
  4. Kecepatan benda pada saat 5 sekon adalah....


5. Penyelesaian Soal Grafik Hubungan Kecepatan terhadap Waktu  (Grafik Hubungan v-t)

      1. Karakteristik gerak benda yang ditunjukkan oleh grafik v-t berturut-turut adalah sebagai berikut:

            

 

Gerak Benda

A – B

GLB

B – C

GLBB diperlambat

C – D

Diam, karena kecepatannya nol (v = 0)

D – E

GLBB dipercepat


2. Kecepatan benda pada saat 1 sekon adalah 2 m/s.

3. Kecepatan benda pada saat 3 sekon adalah 0.

4. Kecepatan benda pada saat 5 sekon adalah 1 m/s.


Sekian penjelasan ringkas tentang karakteristik gerak lurus beraturan  (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Semoga dapat bermanfaat (و •̀ ᴗ•́ )و


Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains

1. Pengertian Gaya Menurut Sains

Gaya merupakan penyebab dari suatu benda dalam keadaan diam dapat bergerak atau mengubah kecepatan gerak benda. Selain itu, gaya juga dapat menyebabkan perubahan arah gerak dan perubahan bentuk benda. Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan.  Gaya merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah.

 

2. Satuan Gaya

Satuan gaya dalam SI (Satuan Internasional) adalah Newton, disingkat N. Satu Newton didefinisikan sebagai besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat benda bermassa 1kg sebesar percepatan 1m/s2.

1 N = 1 kgm/s2

 

Adapun satuan gaya dalam CGS (centimetre gram secondadalah dyne, disingkat dn. Satu dyne didefinisikan sebagai besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat benda bermassa 1g sebesar 1cm/s2.

1 dn = 1 gcm/s2

 

Hubungan 1 N dengan 1 dn adalah sebagai berikut:

1 N = 105 dn

 

3. Pengukuran Gaya

Gaya dapat diukur dengan menggunakan neraca pegas. Bagian utama dari neraca pegas adalah pegas dan skala. Ketika suatu beban dikaitkan, pegas akan tertarik (merenggang) ke bawah dan penanda pada skala akan menunjukkan berapa besar gaya tarik dari benda tersebut. Sebagai contoh, pada Gambar 1 terukur bahwa berat balok kayu adalah 2N.

Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 1 Neraca pegas mengukur berat kubus kayu

 

4. Resultan Gaya

Gaya-gaya yang bekerja dalam satu garis kerja dapat digabungkan menghasilkan satu total gaya. Gaya ini diibaratkan sebagai pengganti gaya-gaya yang digabungkan tersebut. Resultan gaya disimbolkan dengan R.

Dalam penggabungan gaya-gaya yang segaris tersebut, harus memperhatikan arah tiap gaya yang bekerja tersebut apakah searah atau saling berlawanan. Aturan penghitungan resultan gaya-gaya segaris tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Gaya-gaya Searah

Jika pada suatu benda bekerja gaya-gaya segaris dan searah, maka besar resultan gayanya adalah penjumlahan dari gaya-gaya tersebut. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 2 di bawah ini.

Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 2 Resultan gaya segaris dan searah

Berdasarkan gambar di atas, resultan gaya yang bekerja adalah jumlah dari semua gaya yang ada. Resultan gaya searah dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

R = F1 + F2 + ….


Jadi, besar resultan dari kedua gaya pada Gambar 1 di atas adalah 9 N ke arah kanan (yang ditunjukkan oleh panah ungu).


2.    Gaya-gaya Berlawanan Arah

Jika pada suatu benda bekerja gaya-gaya segaris dan searah, maka besar resultan gayanya adalah selisih dari gaya-gaya tersebut. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 3 di bawah ini.

 

Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 2 Resultan gaya segaris dan berlawanan arah


Berdasarkan gambar di atas, resultan gaya yang bekerja adalah selisih dari semua gaya yang ada. Biasanya, gaya yang mengarah sumbu-x positif (mengarah ke kanan) diberi nilai positif, begitu juga sebaliknya gaya yang mengarah sumbu-x negatif (mengarah ke kiri) diberi nilai negatif. Resultan gaya searah dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

R = - F1 + F2 atau R = F2 - F1

 

Jadi, besar resultan dari kedua gaya pada Gambar 3 di atas adalah 3 N ke arah kanan (yang ditunjukkan oleh panah ungu).



5. Jenis-jenis Gaya dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Secara umum, gaya dapat dibedakan menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja atau diterapkan pada suatu benda dengan cara bersentuhan fisik secara langsung. Oleh karena itu, gaya sentuh disebut juga gaya kontak. Beberapa contoh dari gaya sentuh adalah gaya gesek, gaya normal, dan gaya otot.

o   Gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada dua benda yang saling bergesekan. Arah gaya gesek berlawanan dengan arah gerak benda. Contoh penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari adalah berjalan, menyapu lantai, menghapus papan tulis, mendorong meja atau lemari seperti yang dilakukan oleh manusia super pada Gambar 4 di bawah ini. 


Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 4 Arah gaya gesek (panah ungu) berlawanan dengan arah gerak benda (panah merah)

o   Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang kontak antara dua permukaan suatu benda, arah gaya normal selalu tegak lurus terhadap bidang kontak. Contoh gaya normal dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada Gambar 5. Sebuah laptop yang diletakan di atas permukaan meja. Pada kedua permukaan yang saling bersentuhan tersebut, akan bekerja gaya ke atas yang diberikan oleh meja. Gaya ke atas inilah gaya normal, disimbolkan dengan N. Begitu juga dengan gaya normal pada jam dinding oleh dinding, arah gaya normal tegak lurus terhadap bidang kontaknya.

      

Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 5 Gaya normal (N) pada laptop oleh meja (kiri) dan gaya normal (N) pada jam dinding oleh dinding (kanan) yang arahnya selalu tegak lurus terhadap bidang kontak


o   Gaya otot adalah gaya yang ditimbulkan oleh koordinasi otot dengan rangka tubuh. Contoh penerapan gaya otot dalam kehidupan sehari-hari adalah seseorang hendak memanah dengan menarik mata panah ke arah belakang.

 Gaya tak sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa melalui kontak fisik secara langsung. Beberapa contoh dari gaya tak sentuh adalah gaya magnet dan gaya gravitasi.

o   Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan dari dorongan atau tarikan magnet. Contoh penerapan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah baut yang akan menempel ketika didekatkan dengan magnet seperti pada Gambar 6 di bawah ini.

      

Catatan Belajar Gaya dalam bidang IPA atau Sains
Gambar 6 Baut tertarik dan menempel ketika didekatkan dengan magnet


o   Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang ditimbulkan oleh benda yang memiliki massa terhadap benda lainnya yang memiliki massa. Adapun contoh penerapan dari gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari adalah benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu akan jatuh ke tanah.


Sekian penjelasan ringkas tentang gaya dalam IPA/Sains. Semoga dapat bermanfaat (و •̀ ᴗ•́ )و


Catatan terbaru

CATATAN BELAJAR HUKUM ARCHIMEDES

Daftar Isi: Hukum Archimedes Konsep Gaya Apung Cara Menghitung Gaya Apung dari Bagian Volume Benda yang Tercelup Cara Menghitung Ga...